Ide udah dapat, sinopsis udah kelar. Terus apalagi yaa..? yap! Menulis Skenario. Skenario film merupakan elemen paling penting dalam pembuatan film. Meski hanya bermodalkan kertas, penulisan skenario memang tidak memakan banyak biaya. Tapi bukan berarti tahapan penulisan menjadi fase yang paling cepat dalam pembuatan sebuah film. Jadi, jangan salah sangka yaa..
Ibarat resep, skenario juga memiliki beberapa unsur, yaitu :
- DRAMA
Iihh.. hidup nya penuh dengan drama. Ini itu di lebay-in.. Sepintas dialog yang sering di dengar bila kata “drama” di lontarkan. Heheh :D
Apa sih drama itu? Pengertian paling sederhananya seperti ini : seseorang yang menghendaki sesuatu dan berupaya dengan segala cara untuk mendapatkan hal itu. Orang itu juga harus menghadapi serentetan tantangan sampai akhirnya dia berhasil atau gagal. Biar lebih rinci coba buka Kamus Besar Bahasa Indonesia yaa..
Boleh di bilang tanpa drama maka tidak akan ada cerita. Kesepakatan ini sudah ada sejak jaman Aristotle masih aktif mengajar. Coba simak kisah cinta klasik mahakarya Shakerpeare Romeo and Juliet-keinginan Romeo dan Juliet untuk bersatu selalu menghadapi tantangan. Atau James Bond, di mana pun ia berada selalu ada gangguan yang menyebabkannya harus bertindak. Dan masih banyak lagi.
- SITUASI DRAMATIS
Bila menyebut nama Romeo and Juliet dan James Bond berarti menyebut genre cerita yang berbeda serta situasi dramatis yang sangat berbeda pula. Film pertama drama percintaan dengan situasi dramatis mengenai kisah kasih tak sampai diantara mereka. Film kedua drama aksi, situasi dramatisnya menceritakan pertarungan kebaikan melawan kejahatan.
Intinya, genre apapun bisa diceritakan dengan baik asal memiliki situasi dramatis.
Catatan Ado :
Untuk yang satu ini Ado punya referensi buku untuk di baca yaitu, bukunya Georges Polti yang berjudul 36 Dramatic Situations yang terbit tahun 1868.
- KARAKTER
Apa lagi karakter itu? Hmm.. pengertian yang paling mudah mengenai yang satu ini adalah para pembawa cerita. Setiap karakter harus punya fungsi yang jelas. Kalo gak jelas gimana, do? Yaa.. si karakter hanya akan menjadi bagian dari komposisi gambar. Dan untuk membuat karakter yang kamu buat “bernyawa”, bisa dimulai dengan membuat biografi si karakter agar pemeran film dapat menghayati karakter yang ia pegang.
Misalnya berapa usianya, apa hobinya, apa jenis kelaminnya, apa yang disukainya, apa yang di bencinya, apa masalahnya dengan dirinya sendiri, bagaimana keluarganya, apa masalahnya dengan teman-temannya, cara ia bicara, dan lain-lain.
Beberapa contoh karakter yang di tulis sangat baik adalah para tokoh serial Friends dan para tokoh di film The Godfather (Karya Francis Ford Coppola).
Catatan Ado :
Bila kesulitan membuat karakter, lihatlah sekeliling dan perhatikan tingkah laku teman, guru, orang tua, atau orang yang kamu temui di jalan. Setiap orang memiliki masalah yang berbeda dan kamu bisa menjadikan orang-orang itu sebagai karakter di film yang akan kamu buat. Bila perlu bawa buku catatan dan buat check list mengenai tingkah laku orang-orang di sekitarmu.
- CERITA/ALUR CERITA
Kalo kamu udah ngomong ke orang lain bahwa kamu akan membuat sebuah film. Maka akan muncul pertanyaan “Cerita ini tentang apa?” biasanya semakin singkat penulis menggambarkan ceritanya, semakin baik. Cerita selalu terbagi menjadi 3 bagian yaitu, bagian awal, tengah, dan akhir.
Bagian awal memperkenalkan penonton pada karakter utama dan masalah yang di hadapi si karakter, bagian tengah memperlihatkan cara karakter mengatasi masalahnya, dan bagian akhir merangkum hasil perjuangan si karakter utama.
Catatan Ado :
Untuk pembagian durasi setiap bagian cerita di sesuaikan dengan durasi film yang akan kamu buat. Misalkan film layar lebar pada bagian awal berkisar 15 menit, bagian tengah 15-75 menit, dan pada bagian akhir 25 menit. Namun bila ingin membuat short movie atau film pendek dapat di sesuaikan dengan durasinya.
Info Ado :
Untuk festival film besar seperti Cannes dimana ada ribuan film yang diputar, vonis menit ke-15 benar-benar diterapkan para distributor. Artinya, bila dalam waktu 15 menit sebuah film belum menunjukkan kejadian apa-apa atau karakter dan konfliknya belum jelas, bisa dipastikan film tersebut akan bernasib buruk.
Binggung gimana bentuk skenario? Eits.. gak usah khawatir. Ado udah siapin skenario versi Ado sendiri. Gak papa kan? Namanya juga kita sama-sama belajar, hehe.. :D
INT. MINIMARKET 98
CYBER-MALAM--------------Scene Header
Beberapa pengunjung lain tampak mengantri di kasir dengan membawa rantang berisi makanan. Di belakang meja kasir tertulis, “DILARANG NGUTANG APAPUN ALASANNYA. GAK PUNYA DUIT, KELUAR!”. Si pemilik minimarket sekaligus kasir itu, MAK ROHAYE (perempuan, 50 tahunan) menatap ke arah Ica yang sudah berdiri di depannya.------Deskripsi
MAK RAHAYE---Karakter 1/Dialog
Masih mau ngutang lagi kau? Tak kau baca tulisan ini?
ICA--------Karakter 2/Dialog
Anu,mak. Butuh makan saya, kalo tak makan bisa mati nanti. Apa mak setega itu sama saya? Tolonglah mak, mie sama telor jatah seminggu saja ya.
MAK ROHAYE membungkus mie dan telor tanpa berkata apapun dan memberikannya kepada Ica. Ica tersenyum dan pergi keluar minimarket.
Sekarang mulailah menyiapkan pena dan buku, setelah siap pergilah keluar dan amati lingkungan sekitar. Bila dirasa sudah cukup, menulislah! Tulis apapun yang terlintas di pikiran. Jangan pikirkan apakah tulisan ini akan bagus atau jelek. Tetaplah menulis J (Ado) 2/3
Semoga bermanfaat. Share bila kamu merasa temanmu perlu akan info ini dan cantumkan komentar bila masih ragu. Salam Ado!
Referensi tulisan : Majalah "Hai" Edisi Film (2005) dan buku panduan Penulisan Skenario Pusang Film (2016).
Referensi tulisan : Majalah "Hai" Edisi Film (2005) dan buku panduan Penulisan Skenario Pusang Film (2016).
Komentar
Posting Komentar