Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Bersama Tak Berarti Satu (Bagian 1)

Pertemuan dengan seorang laki-laki baru yang ku kenal lewat media sosial berakhir pada kenyataan pahit bahwa aku sekarang di tinggalkan, dengan sedikit derai airmata. Aku mencoba mengingat. Kala itu.. Namaku Naomi Wicaksono. Gadis muda berparas cukup cantik dengan kulit kuning langsat, hidung mancung dan rambut panjang sebahu. Dengan ciri khas sebuah syal berwarna putih kebiruan yang selalu aku kenakan. Aku adalah wanita yang aktif berorganisasi dan mempunyai hobi traveling. Meski baru berusia 18 tahun, aku sudah mengelilingi 3 palau yang ada di Indonesia dengan total 15 Provinsi. Saat ini aku duduk di bangku SMA dan sudah kels 12. Kiki, dan caca adalah  teman seperjuangan yang membuat diriku mendapat gelar EMAK. Yaa.. menjadi Emak mereka, tingkah Caca yang kadang lemot dan gak nyambung ketika diajak ngobrol dan Kiki yang liar kalo ketemu cewek. Dan aku wanita absurd (begitu kata mereka) yang pintar di pelajaran sekolah namun tidak pandai dalam cinta.  Alasan kenap...

Bersama Tak Berarti Satu (Bagian 2)

Aku pamit untuk pulang ke Bengkulu, karena ada beberapa urusan yang harus di selesaikan. Setelah berpamitan dengan keluarga Andi, ia mengantarku ke bandara. Selama di perjalanan menuju bandara, Andi memintaku menulis tempat yang ingin aku kunjungi bersamanya. Dan semakin hari hubungan kami semakin mesra, hingga sekarang aku sudah menyelesaikan kuliahku. Saat syukuran wisudaku, Andi datang ke Bengkulu. Ia mengatakan ingin melamarku tahun depan, karena saat ini ia sedang di promosikan untuk naik jabatan. Aku ingin menyiapkan semuanya sesempurna mungkin, sesuai dengan cita-cita mu, Omi. Begitu katanya. Kukatakan iya, dengan alasan aku juga ingin meniti karir dan menikmati masa lajang bersama orangtua sebelum sah menjadi istri dan pindah ke Depok. Hingga.. Andi menelpon dan memintaku untuk pergi ke Depok, ia hanya mengatakan bahwa ia rindu dan ingin bertemu. E-ticket pun kuterima, dengan jadwal kepulangan minggu depan pada tanggal 21 mei yang bertepatan dengan anniversary hubu...

Bersama Tak Berarti Satu (Bagian 3)

Sekarang aku duduk diantara mereka lagi, kulihat Andi tak berkata apapun sedangkan yang lain bersenda gurau. Aku hanya mengikuti orang-orang, mereka tertawa, aku juga. Mereka memandang yang berbicara, aku juga. Namun, aku merasa di tatap dengan aneh, tatapan yang dingin oleh mereka. Tatatapan Andi pun sama, ya tuhan.. apa yang terjadi. Obrolan dibuka oleh ibu yang menanyai apa kabarku. Andi meminta Moni untuk membawa obat merah dan perban. Ayah pun sama, ia hanya menatapku dingin. Sekali lagi, aku hanya diam. Semua orang di ruang tamu satu persatu meninggalkan kami. Hanya ada aku, Andi, orang tua Andi, Moni, dan 2 orang ibu dan bapak dengan anak gadis yang duduk di antara meraka. Sambil membersihkan lukaku, Moni menatap dengan kesedihan yang tak kupahami. Seorang ibu mencelutuk dari jauh, wah calon pengantin nya sudah pulang dari mendaki. Sontak, langsung kupandangi Andi. Apakah ini kejutan dari Andi, untuk melamarku dan mempersiapkan semuanya sendirian. Aku memandangnya dengan...

MAKNA GURU PROFESIONAL BAGI MAHASISWA CALON GURU PAUD (1/2)

Oleh                            : Lica Veronika (Mahasiswa S1 PGPAUD Universitas Bengkulu) Dosen pengampu         : Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko. M.Pd 1.PEMAHAMAN CALON GURU PROFESSIONAL Saya belum banyak memahami apa sesungguhnya guru profesional itu. Sebab saya baru tahu setelah menjadi mahasiswa calon guru di FKIP Universitas Bengkulu. Sesungguhnya pengertian guru professional banyak didefinisikan para ahli. Misalnya sasongko dan sahono (2016) menjelaskan guru professional sebagai guru yang telah memenuhi persyaratan profesi. Persyaratan guru sebagai profesi antara lain (1) memiliki kualifikasi pendidikan minimal sarjana (S1).   (2) Telah menempuh pendidikan profesi guru, lulus, dan memperoleh sertifikat pendidik sebagai “pendidik professional”. (3) Aktif diorganisasi profesi guru, (4) bertanggung ja...