![]() |
Sinema Meok! |
Pemutaran malam ini kami laksanakan di Desa Meok. Desa yang menjadi tempat tinggal kami selama beberapa hari ke depan. Kami jadikan titik awal untuk memulai petualangan sinema bersama ekspedisinema.
Kami menggunakan Balai Desa yang terletak bersebrangan dengan rumah Adat tempat kami tinggal. Balai Desa ini biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan oleh warga dan tempat untuk posyandu keliling setiap bulan.
Masyarakat di Pulau Enggano sebagian besar bekerja sebagai petani, sehingga mereka akan tiba di rumah ketika menjelang maghrib. Dan waktu yang di sepakati untuk melaksanakan pemutaran adalah pukul 20:30 WIB.
Kami melakukan persiapan dengan memasang spanduk putih sebagai tempat layar. Untuk mengecek sound sistem, laptop dan infokus. Kami harus menunggu listrik menyala. Disini warga dapat menikmati listrik selama 12 jam saja. Yaitu dari pukul 06:00-11:00 dan pukul 17:00-23:00. Tantangan yang harus kami hadapi adalah, pemutaran hanya dapat berlangsung hingga pukul 23:00. Setelah itu listrik akan padam! Ya ampun! (Ini keluhku)
Sasaran utama Ekspedisinema adalah remaja. Karena kami mengharapkan terjadinya diskusi setalah pemutaran. Namun, malam ini penonton di dominasi oleh kalangan tua, bapak-bapak yang menginginkan film laga. Film yang pernah mereka tonton di waktu muda. Film laga tentang perang dan kerajaan. Yaa.. Mereka butuh sinema hiburan. Mari kita berikan!
Sensasinya tetap sama. Sebagai pendatang, kami sangat menikmati moment ketika penonton tertawa dan mengomentari film yang kami putar. Tertawa lepas dan senyum tulus di wajah mereka, cukup untuk melepas penat perjalanan ke pulau ini.
![]() |
Pemutaran film 90'an karya Pigura |
Sayangnya, kami hanya dapat menghadirkan 1 film panjang dan beberapa film Pigura. Sekali lagi, kami harus berburu dengan waktu.
Teeet... Lampu padam. Dan kami selesai. Ekspedisinema Desa Meok selesai. Meski tak dapat berdiskusi, tapi kami optimis dapat berdiskusi di lain waktu.
"filmnya tentang legenda, seperti yang saya tonton dulu, besok malam lagi lah, kita nonton" komentar seorang bapak.
Layar tancap seperti ini memang menghadirkan warna yang baru. Situasi yang pernah mereka rasakan, berkumpul bersama keluarga dan saudara untuk menonton sebuah film. Ajang silaturahmi yang menarik bagi warga.
Hari pertama dengan petualangan yang seru. Mari berberes. Meski dengan lampu senter. Untungnya cahaya bulan mampu menerangi malam ini, hingga ke hati.
Selamat terlelap para pejuang tawa.
EKSPEDISINEMA!
YA'UWAIKA!
Komentar
Posting Komentar