![]() |
Tim Ekspedisinema bersama masyarakat Desa Banjarsari |
Desa Banjarsari adalah desa ke-enam yang ada di pulau ini. Desa ini dihuni oleh suku pendatang atau suku kamay yang berasal dari luar Pulau Enggano. Seperti dari Pulau Jawa, Sulawesi, Manado dan daerah di Pulau Sumatra .
Pemutaran Ekspedisinema malam ini akan diadakan di desa ini. Untuk menuju desa Banjar kami harus menempuh perjalanan selama satu jam menggunakan mobil pick up.
Ketika tiba di desa ini, suasana trans langsung terasa. Disini juga banyak pemuda pemudi yang bermain bola voli di lapangan. Dan warga yang berkumpul untuk membeli sayuran keliling. Karena disini tidak ada pasar sehingga tukang sayur keliling menjadi andalan.
Kami langsung menuju rumah Plt kepala desa, bapak Rudi. Pemutaran akan dilaksanakan di posyandu Desa Banjarsari yang memiliki lapangan di depannya.
Kami melakukan persiapan seperti membersihkan lokasi, mempersiapkan infokus dan laptop. Untuk sound sistem telah dipersiapkan oleh warga desa. Karena mereka telah menyatakan sanggup untuk mempersiapkan sound sistem.
![]() |
Tim Sembilan |
Seusai sholat maghrib warga mulai berdatangan. Penonton yang datang seimbang, orang tua, anak-anak, dan remaja berkumpul. Sebagai film pembuka, kami menghadirkan film anak-anak dan film bertemakan pendidikan. Karena sasaran penonton adalah ibu-ibu yang membawa anak kecil.
![]() |
Penonton teristimewa |
Pukul 21:00 anak-anak dan ibu-ibu beranjak pulang. Permintaan tentang film berikutnya berubah. Penonton kali ini di dominasi oleh bapak-bapak dan remaja laki-laki. Sehingga film legenda dan film laga diminta sebagai film hiburan.
Sound sistem yang kami gunakan mengalami gangguan. Suaranya pecah. Lalu terdengar bunyi tiit.. Yang nyaring. Kami mencoba mengganti sound sistem yang lain. Sudah dua kali diganti suaranya tetap tidak berubah. Untuk meminimalisir keadaan, volume suara tidak bisa full. Dan penonton lebih merapat ke dalam ruangan agar dapat menikmati sajian sinema.
![]() |
Agen Lica menggoreng emping melinJo |
Sembari menonton, masyarakat dapat menikmati emping melinjo goreng yang agen Lica dan Natalia siapkan. Emping ini diberikan oleh Ibu Lia. Beliau mempersilahkan kami menggoreng emping yang telah beliau buat. Kami juga diajarkan cara menggoreng menggunakan tungku.
Kami masih diburu oleh waktu. Mengingat listrik akan padam pukul 23:00. Kami was-was dan takut bila film yang kami putar idak selesai tepat waktu.
Alhamdulilah... Film selesai sebelum lampu padam. Kami masih bisa berberes dengan lampu yang menyala. Kami bersama pemuda desa yang lain, menyusun kursi dan mengembalikannya ke dalam ruangan.
Kami masih bisa berdiskusi santai bersama pemuda. Satu lagi yang tak boleh ketinggalan, foto bareng! Yuhu... Kami bisa foto bersama penonton, meski banyak yang malu.
Kami harus pulang. Perjalanan ini akan panjang. Setelah berpamitan, kami pulang. Kami kembali naik pick up. Dibawah sinar bulan dan goyangan jalan yang berlobang, kami tetap semangat. Yaa.. Kami semangat mencoba tidur di jalan.
Suasana tengah malam yang gelap. Sisi kiri dan kanan jalan adalah perkebunan warga. Suara ombak masih bisa kami dengar. Suara kelelawar yang bersahutan membuat kami ngeri. Dan suara ngorok bang iqbal adalah suara yang terindah. Terima kasih untuk Ekspedisinema Banjar.
SALAM SINEMA!
YA'UWAIKA!
Komentar
Posting Komentar